Minggu, 13 Januari 2013

MENGUBAH BILANGAN DESIMAL MENJADI PECAHAN BIASA

MENGUBAH BILANGAN DESIMAL MENJADI PECAHAN BIASA

Salah satu materi pelajaran matematika di SD adalah mengubah bilangan desimal menjadi pecahan biasa.  Namum materi ini sering menjadi salah satu materi olimpiade matematika.  Berikut beberapa kasus mengubah bilangan desimal menjadi pecahan biasa:
1.     0,5 = ………….
Penyelesaian:
Bilangan desimal 0,5 karena memiliki satu angka dibelakang koma yaitu 5 maka penyebutnya adalah 10 dan pembilangnya adalah 5. Jadi pecahan biasanya:
0,5 =  5  =  5 : 5  =  1
         10     10:5      2

2.     0,25 = ………….
Penyelesaian:
Bilangan desimal 0,25 karena memiliki dua angka dibelakang koma yaitu 25 maka penyebutnya adalah 100 dan pembilangnya adalah 25. Jadi pecahan biasanya:
0,25 =  25  =  25 : 25  =  1
           100     100:25      4

3.     0,33 = ………….
Penyelesaian:
Bilangan desimal 0,33 karena memiliki dua angka dibelakang koma yaitu 33 maka penyebutnya adalah 100 dan pembilangnya adalah 33. Jadi pecahan biasanya:
0,33 =  33  
           100

4.     0,333… = ………….
Bilangan desimal 0,333… (berulang).  Maka penyelesaiannya dapat menggunakan cara berikut:
Misalkan: 0,333… = a
10a = 10 x 0,333
10a = 3,33
10a – a = 3,33 – 0,33
9a = 3
a =  3  = 1  
       9     3
Jadi 0,333… =  1 
                     3

5.     0,23413131313… = ………….
0,23413131313… = 234.13131313  (yang berulang adalah 13)
                                  1000
0,13131313… =  13  
                       99
(maka pembilangnya 13 merupakan angka yang berulang, penyebutnya 100-1 karena dua angka yang berulang)
234.13131313 = 234  13  =  (234 x 99 + 13)  = 23179
                              99                99                 99
Jadi 0,23413131313… =  23179/99  = 23179  
                                     1000         99000
Demikian selanjutnya untuk bilangan desimal yang berulang. Semoga bermanfaat











Sabtu, 12 Januari 2013

PEMBELAJARAN BAHASA MELALUI MODEL HUMANISTIK


PEMBELAJARAN BAHASA MELALUI MODEL HUMANISTIK

1. Prinsip Pembelajaran Bahasa Dengan Model Humanistik


Model Humanistik dilaksanakan melalui prinsip-prinsip sebagai berikut: 
  1. Hubungan guru dan siswa adalah hubungan terapeutik yaitu antara konselor dan klien. 
  2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5 siswa dan dipimpin oleh seorang guru.
  3. Meja dan kursi dibuat melingkar sehingga siswa saling berhadap-hadapan. 
  4. Setelah diberi petunjuk tiap kelompok mendiskusikan pokok bahasan yang dipilihnya sesuai dengan silabus dan RPP.
  5. Guru memperhatikan, mengawasi, dan membimbing siswa apabila menghadapai masalah.
  6. Siswa bebas memilih buku teks sesuai dengan bahan pada silabus.
  7. Tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. 
  8. Pada akhir pertemuan, hasil diskusi diungkapkan kembali secara umum sehingga semua siswa memahaminya.

2. Skenario Pembelajaran Dengan Model Humanistik
Terdapat 3 hal penting yang berkaitan dengan skenario pembelajaran, yaitu:
  1. Perencanaan berkaitan sengan silabus dan RPP 
  2. Pelaksanaan (proses) adalah melalui 3 tahap yaitu: kegiatan awal, inti, dan akhir.  Secara siklus proses pembelajaran dimulai dari bahasan, diskusi kelompok, pelaporan, serta yang terakhir adalah evaluasi.
  3. Penilaian (evaluasi) dilaksanakan melalui tahapan: pretes, postes, latihan, dan tugas (PR).

3. Dampak/Akibat
Tujuan model humanistik adalah untuk meningkatkan kompetensi dan performansi bahasa.  Aktivitas-aktivitas yang berpusat pada pemahaman bahasa, yaitu:
a.         afektif-humanitik yang melibatkan emosi, pendapat, dan keinginan siswa.
b.        Pemecahan masalah, mecari jawaban dari suatu permasalahan.
c.         Diskusi, meusatkan perhatian pada peran aktif klien.
d.        Subtansi-situasional yang meusatkan perhatian pada isi bahan pembelajaran.
Inovasi yang dilakukan dalam pemebelajaran ini yaitu:
  1. Pembelajaran dilakukan berkelompok.
  2. Siswa secara langsung ditugasi untuk diskusi kelompok tentang topik-topik lain dalam pembelajaran bahasa.
  3. Siswa dikondisikan dalam kegiatan berlatih merumuskan konsep yang berkaitan dengan pokok bahasan yang secara mandiri melalui diskusi kelompok.
  4. Hasil rumusan siswa mengenai hasil diskusi, dievaluasi dan dibahas di dalam kelas.

Pembelajaran bahasa dengan Model Humanistik, menimbulkan berbagai inovasi:
  1. Hubungan guru dan siswa adalah menjadi konselor dan klien
  2. Siswa dibawa dalam kondisi memiliki rasa aman, terbimbing, dan terarah.
  3. Siswa berkelompok dalam mendiskusikan berbagai topik-topik masalah.
  4. Siswa merumuskan semantik berdasarkan hasil temuannya dalam kegiatan diskusi kelompok.